Perenungan Pribadi Slamet Priyanto
Perenungan Pribadi:
Hari ini tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari Angkatan Bersenjata RI, sementata bulan Oktober dijadikan sebagai bulan keluarga.
Kekuatan sebuah negara dapat dilihat dari kekuatan angkatan bersenjatanya. Tak kalah pentingnya, bangsa yang rapuh bila keluarga-keluarga yang membentuk bangsa itu berantakan. Walau ada suami-istri tetapi sudah tak ada komunikasi lagi, sudah lama 'pisah ranjang'. Karena itu merencanakan sebuah keluarga juga merencanakan sebuah bangsa. Pilih mana? Yang kokoh atau yang keropos?
Media masa masih saja menyiarkan pelecehan seksual kepada anak2, KDRT, mutilasi anak laki2 umur 1 tahun oleh ibu kandungnya sendiri, dan sebagainya. Itu contoh keluarga yang berantakan.
Keluarga sebagai negara terkecil yang mengedepankan pembinaan akhlak anak-anaknya, dapat dipastikan lebih aman dari kejahatan dari pada orang tua yang hanya menyerahkan pembinaan anak-anaknya kepada PRT (pembantu rumah tangga) atau baby siter. Saya sangat mengapresiasi berdirinya lembaga2 non formal untuk membangun keluarga yang sehat seperti misalnya ME (Merriage Enrichmen), saya merekomendasikan untuk mengikuti program tsb bagi suami-istri yang belum pernah ikut.
Sebegitu pentingnya keluarga, hingga Tuhan Yesus Kristus berkenan hadir dalam sebuah keluarga yang mengundang DIA menjadi kepala keluarga, Yohanes 2:2 (TB): "Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu." (JAWA94): "Semono uga Gusti Yésus lan para muridé padha diulemi."
DOA: "BAPA Sorgawi, kami bersyukur atas keluarga yang KAU anugerahkan kepada kami, melaluinya kesehatan kami KAU bentuk hingga mampu membentuk bangsa yang kokoh, amin".
Selamat memasuki hari baru, motto: 'di dalam keluarga yang sehat terdapat bangsa yang kuat', Jesus Christ bless you (sp).
"Keluarga"
Hari ini tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari Angkatan Bersenjata RI, sementata bulan Oktober dijadikan sebagai bulan keluarga.
Kekuatan sebuah negara dapat dilihat dari kekuatan angkatan bersenjatanya. Tak kalah pentingnya, bangsa yang rapuh bila keluarga-keluarga yang membentuk bangsa itu berantakan. Walau ada suami-istri tetapi sudah tak ada komunikasi lagi, sudah lama 'pisah ranjang'. Karena itu merencanakan sebuah keluarga juga merencanakan sebuah bangsa. Pilih mana? Yang kokoh atau yang keropos?
Media masa masih saja menyiarkan pelecehan seksual kepada anak2, KDRT, mutilasi anak laki2 umur 1 tahun oleh ibu kandungnya sendiri, dan sebagainya. Itu contoh keluarga yang berantakan.
Keluarga sebagai negara terkecil yang mengedepankan pembinaan akhlak anak-anaknya, dapat dipastikan lebih aman dari kejahatan dari pada orang tua yang hanya menyerahkan pembinaan anak-anaknya kepada PRT (pembantu rumah tangga) atau baby siter. Saya sangat mengapresiasi berdirinya lembaga2 non formal untuk membangun keluarga yang sehat seperti misalnya ME (Merriage Enrichmen), saya merekomendasikan untuk mengikuti program tsb bagi suami-istri yang belum pernah ikut.
Sebegitu pentingnya keluarga, hingga Tuhan Yesus Kristus berkenan hadir dalam sebuah keluarga yang mengundang DIA menjadi kepala keluarga, Yohanes 2:2 (TB): "Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu." (JAWA94): "Semono uga Gusti Yésus lan para muridé padha diulemi."
DOA: "BAPA Sorgawi, kami bersyukur atas keluarga yang KAU anugerahkan kepada kami, melaluinya kesehatan kami KAU bentuk hingga mampu membentuk bangsa yang kokoh, amin".
Selamat memasuki hari baru, motto: 'di dalam keluarga yang sehat terdapat bangsa yang kuat', Jesus Christ bless you (sp).
Komentar
Posting Komentar