Postingan

Menampilkan postingan dari September 6, 2016

Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota: Wirahana Spdk.Mth

Secangkir *KOPI Dalam minuman kopi pada dasarnya terdiri dari 3 unsur, yaitu: 1. Kopi 2. Gula 3. Rasa Jika kopi terlalu pahit Siapa yang salah? Gula lah yg di salahkan karena terlalu sedikit hingga "rasa" kopi pahit. Jika kopi terlalu manis Siapa yg di salahkan? Gula lagi, karena terlalu banyak gula hingga "Rasa" kopi terlalu manis. Jika takaran kopi & gula seimbang, kopinya enak. Siapa yg di puji...? Tentu semua akan berkata... Kopinya mantaaap..! Kemana gula yg mempunyai andil membuat "rasa" kopi menjadi mantaaap? BEGITULAH HIDUP. Orang tidak pernah mengingat dan menghargai kebaikanmu. Orang hanya melihat kelemahan-mu. Walau demikian, tetaplah menjadi Baik sampai Akhir. Kebaikan tidak memerlukan Pengakuan. Orang Baik tidak perlu Membuktikan apa2. Orang Baik itu Berpegang pada Kejujuran Hati Nurani sendiri. Tidak perlu menjelaskan Apa dan Siapa Dirimu. Sebab Orang yang Memahami kamu, tidak perlu itu; sedangkan Oran

Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota; Ps. Hermawan (Aan)

Menambahkan saja : HARTA MENJADI SEGALANYA “...Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk” 2 Petrus 2:14 Dosa ini biasanya dianggap dimiliki oleh orang-orang yang kaya dengan harta. Namun, setiap orang memiliki kecenderungan yang sama memiliki dosa ini. Karena keserakahan bukan hanya masalah memperbanyak dan menambah jumlah harta milik, tetapi juga pada hal-hal berdosa. Ketika seseorang terikat dengan dosa ini, maka dia akan melakukan dosa-dosa lain secara berlebihan. Hal ini terjadi karena sifat dosa ini, ada 3 sifat yaitu : Ketenangan atau kepuasan Semu Orang memelihara dosa ini adalah orang yang seringkali memiliki sebuah anggapan bahwa jika dia memiliki lebih banyak harta atau mengerjakan sesuatu lebih dari yang seharusnya, dia akan mendapatkan ketenangan. Namun, pada kenyataannya adalah apa yang dilakukannya dan semua yang didapatkannya tidaklah memberikannya ketenangan. Kebutuhan jiwanya tidak bisa dipenuhi dengan adanya harta

Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota; Rudy Martono SH

[07:35, 9/7/2016] Rudy Martonosh: Hedonic Treadmill.. Tulisan mantan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka ------------------------- Hedonic Treadmill  Pertanyaan : Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan arti/fungsi/peran uang dalam membentuk kebahagiaan ? Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama : " hedonic treadmill ”. Gampangnya, hedonic treadmill ini adalah seperti ini : Saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh... semua habis juga. Kenapa begitu ? Karena harapan/ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu. Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi/barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill : Seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju !!! Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan. Saat income 10 juta/bulan,

Perenungan Pribadi : Slamet Priyanto

Perenungan Pribadi:                  "Tertindas"      Arti idiom 'a blessing in disguise' yaitu (wikipedia): - Berkat/berkah/rahmat yang tersembunyi atau tak terduga - Sesuatu hal yang baik yang pada awalnya terlihat sebagai hal/kejadian yang buruk Atau dengan kata lain: 'Ada berkat di balik masalah'.      Bagi kita yang mempercayai bahwa Tuhan itu ada, Tuhan itu hidup, Dia yang merancang atas hidup kita. RancanganNYA terhadap hidup kita pasti baik dan sempurna. Dia tentu tak pernah gagal, karena DIA itu Tuhan.      Kalau dalam meniti kehidupan ini kita gagal, bukan Tuhan yang gagal, tetapi kita dengan 'kehendak bebas kita' yang melampaui kehendak Tuhan.      Saat kita bisa bersyukur atas adanya siang, malam, pagi, sore. Kitapun harus juga bisa bersyukur adanya sakit, sehat, berkat, masalah. Betapa indahnya hari-hari yang kita lalui dengan penuh rasa syukur.      Masalah keluarga: hubungan suami-istri-anak, sakit-penyakit, ekonomi, dsb y