Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 27, 2016

Perenungan Pribadi Slamet Priyanto

Perenungan Pribadi:                    "Mukidi"      Akhir-akhir ini dunia maya kita dihebohkan oleh 'Mukidi'. Fenomena apakah ini? Apakah atau siapakah 'Mukidi' itu?      Kalau di luaran sana banyak versi kisah tentang 'Mukidi', tulisan ini mungkin salah satunya yang membuat kita tertawa.      Setelah di cari diberbagai situs ternyata 'Mukidi' memang seorang tokoh fiksi yang kebanyakan cerita bergenre humor dengqn judul kisah: 'Mukidi Lapar'      Mukidi masuk ke sebuah rumah makan. Ia memesan ayam goreng. Tak lama kemudian sebuah ayam goreng utuh tersaji. Baru saja Mukidi hendak memegangnmya, seorang pelayan datang tergopoh-gopoh: 'Maaf mas, kami salah menyajikan. Ayam goreng ini pesanan bapak pelanggan yang disana', kata pelayan sambil menunjuk seorang pria berbadan kekar dan berwajah preman.      Akan tetapi karena sudah terlanjur lapar, Mukidi ngotot bahwa ayam goreng itu adalah haknya. Pria bertampang preman itu

Perenungan Pribadi Slamet Priyanto

Perenungan Pribadi:          "Sebutir Debupun"      Debu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah: abu, serbuk halus (dari tanah dan sebagainya); duli; lebu: contoh kalimat: angin bertiup dan abu beterbangan ke udara;      Ketika saya naik sepeda motor, walaupun sudah memakai helm dan kaca mata, debu yang terbawa oleh angin masuk ke mata saya. Karena saya menghargai mata saya, motor saya hentikan, sebutir debu di mata saya ambil.      Tentang kita, Tuhan Yesus Kristus berkata bahwa kita ini adalah biji mataNYA. Ulangan 32:10b (TB): "Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya." (JAWA94): "Direksa lan dirimat kaya maniking mripat."      Penyertaan Tuhan kepada kita sempurna sesempurna penyertaanNYA terhadap biji mataNYA, tak sebutir debupun diijinkanNYA mengotori biji mataNYA.      Doa: "BAPA Sorgawi, betapa besar syukur yang kami panjatkan kepadaMU, hanya karena anugerahMU, KAUjadikan kami biji mataMU,