Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 23, 2016

Kiriman dari sahabat Terang Bagi Kota : Mulyana Tjia

💯💰💰💰💰💰💰💰💰 🚫 Cukup Itu Berapa❓ 👉 Seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. 👉 Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. 👉 Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata cukup. 👉 Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan matanya. 👉 Diambilnya beberapa ember untuk menampungnya. 👉 Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana. 👉 Kucuran uang terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. 👉 Masih kurang ......, Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. 👉 Belum cukup ......, Dia membiarkan mata air itu terus mengalir, hingga akhirnya ......, Petani itu mati tertimbun. 👉 Ya..., dia mati tertimbun bersama ketamakannya, karena ..... dia tak per

Kiriman dari sahabat Terang Bagi Kota : Rudy Martono Sh

Renungan pagi.... INGATAN YANG BERKARAT Bacaan: Ibrani 5:12-14 NATS: Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang yang memiliki indra yang terlatih untuk membedakan yang baik dari yang jahat (Ibrani 5:14) Sumbangan Leonardo da Vinci bagi seni, ilmu pengetahuan, dan keahlian teknik menempatkannya sebagai salah seorang yang jenius dalam sejarah dunia. Entah ia sedang menggambar pesawat terbang atau melukis Mona Lisa, ingatannya hidup, tajam penuh pengamatan, dan kreatif. Ia dipercaya membuat komentar berikut tentang mempertahankan ketajaman ingatan: "Besi menjadi berkarat karena tidak dipakai; air yang mandek akan kehilangan kemurniannya; ... demikian juga tanpa kerja, daya ingat seseorang akan melemah." Kita juga dapat mengalami kemandekan dalam hidup kristiani kita. Inilah yang terjadi pada para penerima kitab Ibrani. Sang pengarang yang mendapat ilham dapat melihat gejala-gejalanya dan tahu bagaimana menyembuhkannya. "Makanan keras adalah untuk orang-orang dewa

Perenungan Pribadi Slamet Priyanto

Perenungan Pribadi:                 "Kesempatan"      Kesempatan hidup di bumi ini ada kaitannya dengan umur. Umur manusia itu relatif, ada yang bisa mencapai 100 tahun atau ada yang hanya beberapa detik setelah lahir terus meninggal, sama-sama 'terbatas'.          Apa yang dapat dicatat oleh orang lain pada saat kita sudah tidak berdaya di peti mati selama kita menjalani umur kita? Uangkah? Kerjakah?Tahtakah? Atau?  Umur terbatas, uang-kerja-wanita-tahta juga terbatas, artinya, bila di sepanjang umur kita yang terbatas itu yang kita cari hal-hal terbatas itu, sia-sia kita ini hidup. Tak ubahnya kita 'menjaring angin', nihil. Lantas?      Kalau Tuhan dan pekerjaanNYA yang kita cari, pada saat kita terbujur di peti mati, apa yang dapat dicatat oleh orang lain tentang kita? Tentu 'kemuliaan'NYA. Apakah kita bisa menemukan 'kemuliaan'NYA di perenungan ini, saya tidak tahu? Tapi dari relung hati terdalam, saya ingin mencari DIA yang tak