Perenungan Pribadi Slamet Priyanto

Perenungan Pribadi:

                "Kesempatan"

     Kesempatan hidup di bumi ini ada kaitannya dengan umur. Umur manusia itu relatif, ada yang bisa mencapai 100 tahun atau ada yang hanya beberapa detik setelah lahir terus meninggal, sama-sama 'terbatas'.
   
     Apa yang dapat dicatat oleh orang lain pada saat kita sudah tidak berdaya di peti mati selama kita menjalani umur kita? Uangkah? Kerjakah?Tahtakah? Atau?  Umur terbatas, uang-kerja-wanita-tahta juga terbatas, artinya, bila di sepanjang umur kita yang terbatas itu yang kita cari hal-hal terbatas itu, sia-sia kita ini hidup. Tak ubahnya kita 'menjaring angin', nihil. Lantas?

     Kalau Tuhan dan pekerjaanNYA yang kita cari, pada saat kita terbujur di peti mati, apa yang dapat dicatat oleh orang lain tentang kita? Tentu 'kemuliaan'NYA. Apakah kita bisa menemukan 'kemuliaan'NYA di perenungan ini, saya tidak tahu? Tapi dari relung hati terdalam, saya ingin mencari DIA yang tak terbatas yang ingin aku pertemukan dengan kita pembaca yang terbatas oleh umur.

     Tentang umur, aku teringat perkataan Tuhan Yesus Kristus di kitab Kejadian 5:8: "Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati."

     Orang yang namanya Set, keturunan Adam, yang umurnya mencapai 912 tahun, apa yang dapat dicatat oleh alkitab selain 'setelah itu mati'? 'TIDAK ADA'! Oh, betapa sia-sianya dia hidup, untuk menunggu mati harus menanti selama 912 tahun.

     DOA: "BAPA Sorgawi, kami bersyukur buat hari ini karena anugerahMU, sebelum Engkau panggil pulang, mungkin setelah ini, kami rindu 'berarti', amin".

    Selamat memberikan 'arti' buat awal pekan ini, Jesus Christ bless you (sp).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota: A.Wirahana.Spdk.Mth

Kriman Sahabat Terang Bagi Kota