Kiriman dari Sahabat Terang Bagi Kota: Rudy Martono Sh
Renungan pagi....
Kalau ada keramik indah memukau, pasti orang yg melihat berdecak kagum lalu bertanya, siapa gerangan sang seniman perancang dan pembuatnya? Lalu kalau sang seniman ada di situ, pasti orang itu akan langsung menyampaikan apresiasi atau memuji kehebatan sang artis. Sementara si keramik, ya tetap saja hanya keramik: tanah liat yg dibentuk sedemikian rupa, dilukis, diwarnai serta dibakar hingga menjadi barang seni yg bernilai tinggi.
Manusia juga hanya tanah liat yg dibentuk, diberi nafas hidup, serta dipelihara, dicintai, diampuni, diperlengkapi dengan akal budi serta dikaruniakan bakat dan kemampuan, bahkan diberi hikmat untuk memilah-milah dan memutuskan mana yang baik serta indah...
Ketika manusia berprestasi dan melakukan hal-hal yg bernilai serta indah mengagumkan, bukankah seharusnya apresiasi dan pujian tidak terhenti hanya sampai pada tanah liat yg diberi nafas hidup dan kemampuan serta dipanggil manusia?
Seharusnya apresiasi dan pujian ditujukan kepada Allah pencipta manusia, sumber hidup, cinta, segala hikmat, serta keindahan... Manusia tidak berhak mendapat kredit apa-apa, karena dia hanyalah ciptaan yang dipelihara, dicintai, diampuni dan diberi bakat bahkan hikmat...
Semoga saya boleh belajar mengembalikan segala syukur, hormat dan pujian senantiasa kepada Allah Sang Pencipta, ketika saya berdecak kagum karena menyaksikan kehebatan manusia... May all glory and honour and praise be addressed to GOD, The Divine Artist who have created and continuously sustaining the whole universe and all that is in it.
Soli Deo Gloria!
JBU All🙏
Kalau ada keramik indah memukau, pasti orang yg melihat berdecak kagum lalu bertanya, siapa gerangan sang seniman perancang dan pembuatnya? Lalu kalau sang seniman ada di situ, pasti orang itu akan langsung menyampaikan apresiasi atau memuji kehebatan sang artis. Sementara si keramik, ya tetap saja hanya keramik: tanah liat yg dibentuk sedemikian rupa, dilukis, diwarnai serta dibakar hingga menjadi barang seni yg bernilai tinggi.
Manusia juga hanya tanah liat yg dibentuk, diberi nafas hidup, serta dipelihara, dicintai, diampuni, diperlengkapi dengan akal budi serta dikaruniakan bakat dan kemampuan, bahkan diberi hikmat untuk memilah-milah dan memutuskan mana yang baik serta indah...
Ketika manusia berprestasi dan melakukan hal-hal yg bernilai serta indah mengagumkan, bukankah seharusnya apresiasi dan pujian tidak terhenti hanya sampai pada tanah liat yg diberi nafas hidup dan kemampuan serta dipanggil manusia?
Seharusnya apresiasi dan pujian ditujukan kepada Allah pencipta manusia, sumber hidup, cinta, segala hikmat, serta keindahan... Manusia tidak berhak mendapat kredit apa-apa, karena dia hanyalah ciptaan yang dipelihara, dicintai, diampuni dan diberi bakat bahkan hikmat...
Semoga saya boleh belajar mengembalikan segala syukur, hormat dan pujian senantiasa kepada Allah Sang Pencipta, ketika saya berdecak kagum karena menyaksikan kehebatan manusia... May all glory and honour and praise be addressed to GOD, The Divine Artist who have created and continuously sustaining the whole universe and all that is in it.
Soli Deo Gloria!
JBU All🙏
Komentar
Posting Komentar