Perenungan Pribadi Slamet Priyanto

Perenungan Pribadi:


         "Taat"


     Tidak taat, kehilangan berkat. Dari bacaan kitab 1 Samuel 13 : 1-14 dikisahkan: ketika Saul berada di Gilgal, ia dihadapkan pada sebuah situasi dilematis. Di satu sisi pasukan Filistin bergerak semakin mendekati barisan orang-orang Israel, sementara itu pasukan Israel malah semakin berkurang karena ketakutan akibat tidak kunjung datangnya perintah untuk maju berperang. Saul tahu bahwa tidak ada yang boleh dilakukannya sebelum Samuel datang, tetapi karena desakan keadaan akhirnya ia membakar korban sebelum waktunya sebagai persiapan perang. Akhir dari kisah ini sungguh tragis, Saul harus kehilangan berkat yang sebenarnya telah disediakan Tuhan baginya (ay.13-14).

     Dari sekian banyak penghambat seseorang untuk maju dan berkembang, salah satunya adalah ketidaktaatan. Karena ketidaktaatan, Adam dan Hawa harus terusir dari Taman Eden, Musa tidak diperkenankan masuk Tanah Perjanjian, dan Saul kehilangan haknya atas takhta Israel. Sebaliknya, kataatan menyebabkan Nuh dan keluarganya selamat dari bencana air bah, Abraham memperoleh keturunan, dan Daud berkenan dihadapan Tuhan.

     Sebagai seorang percaya, ketaatan kepada Tuhan adalah suatu sikap yang harus kita miliki. Ada dua pelajaran penting tentang ketaatan.

     Pertama, ketaatan memerlukan totalitas. Sadari dan akuilah bahwa kapasitas kita terlalu kecil untuk memahami pikiran dan rencana Tuhan. Karena itulah Tuhan tidak pernah meminta kita untuk selalu mengerti rencana-Nya. Tetapi Dia hanya meminta kita untuk mentaati-Nya dalam segala hal. Inilah yang disebut hidup dengan Iman. Mari kita imani dan amini firman Tuhan Yesus Kristus di kitab Roma 11:33 (TB): "O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan TUHAN! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" (JAWA94): "Iba agungé kasugihané Gusti! Saiba jeroning pamirsa lan kawicaksanané! Sapa sing bisa nerangaké carané damel putusan? Sapa sing ngerti tumindaké pakaryané?"

     Kedua, ketaatan berarti tanpa kompromi. Untuk menjadi pribadi yang taat, kita harus berani mengesampingkan hal-hal lain yang dapat melemahkan komitmen kita. Inilah yang tidak dilakukan oleh Saul, sehingga terpengaruh oleh keadaan dan tindakan oleh orang-orang disekitarnya. Sungguh, itu adalah suatu kompromi kecil yang mahal.

     Sudahkah ketaatan pada Tuhan menjadi gaya hidup kita hari ini?
   
     Doa: "BAPA Sorgawi, kami bersyukur atas hidup hari ini yang hanya oleh anugerahMU. Kami menyadari bahwa 'hidup ini pilihan', pimpin dan bimbing kami ya Roh Kudus agar kami memilih 'taat untuk menyenangkan hatiMU'. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, amin"

     Selamat mengawali minggu ini, Jesus Christ bless you (sp)                        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota: A.Wirahana.Spdk.Mth

Kriman Sahabat Terang Bagi Kota