Perenungan Pribadi Slamet Priyanto
Perenungan Pribadi:
Hari ini, 1 Oktober 2016 bangsa kita memperingati hari Ke'sakti'an Pancasila
Berbicara tentang 'sakti' yang terlintas dalam pikiran kita 'orang sakti' yang punya jimat, ditembak pelurunya meleset atau pistolnya macet, ditusuk pisau tak mempan atau pisaunya bengkok, minum racun, memakan kaca tapi tidak terluka, dst.
Ingat 'orang sakti' saya ingat kembali akan perjalanan pelayanan di hari libur nasional Jumat dan Sabtu, 6-7 Me I 2016 ke Bandungan, saya satu mobil dan duduk di antara dua orang Pendeta, KL dan LM. Saking asyik berbicara ke sana ke mari, kemacetan jalan karena long weekendpun tak terasa menjemukan. Yang diomongkan antara lain beda antara 'orang sakti' dan 'orang kudus'.
Perbedaan keduanya terletak pada 'roh' yang mendiami (tinggal dan menguasai) orang tsb. Bila yang menguasai yakni roh kebal seperti dicontohkan di atas, dan buahnya dapat dilihat dari: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora (Galatia 5:19-21), pasti roh dunia (bukan Roh Tuhan) disebut 'orang sakti'nya dunia. Termasuk 'sakti' bisa menggandakan uang seperti pak DK akhir2 ini. Tetapi bila yang menguasai orang tsb Roh Kudus (Roh Tuhan) disebut 'orang kudus'NYA Tuhan atau dikenal dengan 'orang kudus'. Buahnya: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23a).
Suatu hari pendeta Gilbert Lumoindong (sering ditayangkan di TV) pada saat sedang memberitakan kabar baik tentang Tuhan Yesus Kristus disantet oleh dukun terkenal namanya pak DT, tapi bukannya pak Gilbert yang terjungkal oleh santetan tsb, sebaliknya pak DT yang terkapar, ini disaksikan oleh pak DT setelah beliau percaya Tuhan Yesus Kristus.
Kesimpulan kedua pendeta yang mengapit saya di dalam mobil tadi yaitu: 'orang sakti' pasti tidak kudus, tapi orang kudus pasti 'sakti'. Apa kata kitab Kisah Para Rasul 1:8? "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-KU di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (JAWA94): "Nanging kowé bakal padha diparingi kasektèn, yakuwi samasa Sang Roh Suci wis nedhaki kowé, ateges kowé wis dikwasani déning Panjenengané. Lan kowé bakal padha dadi seksi-KU ana ing kutha Yérusalèm, ing tanah Yudéa kabèh lan ing tanah Samaria, malah ing salumahing bumi."
DOA: "BAPA Sorgawi, bahwa hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus kami dapat menerima kehadiran ROH KUDUS di hati kami, dengan begitu hidup kami akan menyenangkan hatiMU, amin".
Selamat mengawali bulan Oktober, Jesus Christ bless you (sp).
"Sakti"
Hari ini, 1 Oktober 2016 bangsa kita memperingati hari Ke'sakti'an Pancasila
Berbicara tentang 'sakti' yang terlintas dalam pikiran kita 'orang sakti' yang punya jimat, ditembak pelurunya meleset atau pistolnya macet, ditusuk pisau tak mempan atau pisaunya bengkok, minum racun, memakan kaca tapi tidak terluka, dst.
Ingat 'orang sakti' saya ingat kembali akan perjalanan pelayanan di hari libur nasional Jumat dan Sabtu, 6-7 Me I 2016 ke Bandungan, saya satu mobil dan duduk di antara dua orang Pendeta, KL dan LM. Saking asyik berbicara ke sana ke mari, kemacetan jalan karena long weekendpun tak terasa menjemukan. Yang diomongkan antara lain beda antara 'orang sakti' dan 'orang kudus'.
Perbedaan keduanya terletak pada 'roh' yang mendiami (tinggal dan menguasai) orang tsb. Bila yang menguasai yakni roh kebal seperti dicontohkan di atas, dan buahnya dapat dilihat dari: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora (Galatia 5:19-21), pasti roh dunia (bukan Roh Tuhan) disebut 'orang sakti'nya dunia. Termasuk 'sakti' bisa menggandakan uang seperti pak DK akhir2 ini. Tetapi bila yang menguasai orang tsb Roh Kudus (Roh Tuhan) disebut 'orang kudus'NYA Tuhan atau dikenal dengan 'orang kudus'. Buahnya: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23a).
Suatu hari pendeta Gilbert Lumoindong (sering ditayangkan di TV) pada saat sedang memberitakan kabar baik tentang Tuhan Yesus Kristus disantet oleh dukun terkenal namanya pak DT, tapi bukannya pak Gilbert yang terjungkal oleh santetan tsb, sebaliknya pak DT yang terkapar, ini disaksikan oleh pak DT setelah beliau percaya Tuhan Yesus Kristus.
Kesimpulan kedua pendeta yang mengapit saya di dalam mobil tadi yaitu: 'orang sakti' pasti tidak kudus, tapi orang kudus pasti 'sakti'. Apa kata kitab Kisah Para Rasul 1:8? "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-KU di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (JAWA94): "Nanging kowé bakal padha diparingi kasektèn, yakuwi samasa Sang Roh Suci wis nedhaki kowé, ateges kowé wis dikwasani déning Panjenengané. Lan kowé bakal padha dadi seksi-KU ana ing kutha Yérusalèm, ing tanah Yudéa kabèh lan ing tanah Samaria, malah ing salumahing bumi."
DOA: "BAPA Sorgawi, bahwa hanya dengan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus kami dapat menerima kehadiran ROH KUDUS di hati kami, dengan begitu hidup kami akan menyenangkan hatiMU, amin".
Selamat mengawali bulan Oktober, Jesus Christ bless you (sp).
Komentar
Posting Komentar