Perenungan Pribadi Slamet Priyanto
Perenungan Pribadi:
"Kerjasama"
Ketika dunia sedang dilanda demam bola, sesekali saya menyempatkan diri menonton pertandingan sepak bola dunia walau harus sampai dini hari.
Yang saya tonton bukan hanya bagusnya permainan setiap individu di dalam tim kesebelasan tetapi juga kerjasama yang indah antar individu di dalam tim itu.
Ada yang berpendapat bahwa olah raga sepak bola umumnya dianggap sebagai kegiatan yang dekat dengan kebodohan, fanatisme sempit, kegilaan dan segala hal yang jauh dari kata intelejensi dan kepandaian. Namun hal itu tak selamanya benar, ketika mereka mengetahui bahwa IQ seorang Frank Lampard justru melampaui mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dan mendekati owner Microsoft, Bill Gates.
Lampard ternyata bukan satu-satunya pemain dengan kecerdasan seperti itu. Masih ada sejumlah nama yang pasti membuat kita cukup tercengang dengan prestasinya di dunia akademik.
Saya merenung: sebelas orang di dalam kesebelasan itu tidak semuanya kiper, tetapi setiap orang ada fungsinya masing-masing. Keperbedaan di dalam kesatuan kerjasama yang indah.
Di dalam satu tubuh Tuhan Yesus Kristus, sebaiknya kita hentikan saling menjelekkan kelebihan kekurangan satu denominasi dengan denominasi lainnya. Perbedaan cara baptisan, bagi yang merasa sempurna menghakimi sebegitu rupa hingga sorga jadi monopoli golongannya saja.
Paulus dalam suratnya mengakui betapa pentingnya kerjasama, dalam 1 Korintus 3:6 (TB): "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi TUHAN yang memberi pertumbuhan." (JAWA94): "Aku sing nandur, Apolos sing nyiram, nanging Gusti piyambak sing nuwuhaké."
Doa: "BAPA Sorgawi, mohon ampun bila sering secara sadar maupun tidak kami jatuh dalam dosa 'menghakimi', bimbinglah kami ya Roh Kudus agar kami bekerjasama untuk menyenangkan hatiMU amin"
Selamat beraktifitas dengan mengutamakan 'keperbedaan adalah kekuatan', Jesus Christ bless you (sp)
"Kerjasama"
Ketika dunia sedang dilanda demam bola, sesekali saya menyempatkan diri menonton pertandingan sepak bola dunia walau harus sampai dini hari.
Yang saya tonton bukan hanya bagusnya permainan setiap individu di dalam tim kesebelasan tetapi juga kerjasama yang indah antar individu di dalam tim itu.
Ada yang berpendapat bahwa olah raga sepak bola umumnya dianggap sebagai kegiatan yang dekat dengan kebodohan, fanatisme sempit, kegilaan dan segala hal yang jauh dari kata intelejensi dan kepandaian. Namun hal itu tak selamanya benar, ketika mereka mengetahui bahwa IQ seorang Frank Lampard justru melampaui mantan presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dan mendekati owner Microsoft, Bill Gates.
Lampard ternyata bukan satu-satunya pemain dengan kecerdasan seperti itu. Masih ada sejumlah nama yang pasti membuat kita cukup tercengang dengan prestasinya di dunia akademik.
Saya merenung: sebelas orang di dalam kesebelasan itu tidak semuanya kiper, tetapi setiap orang ada fungsinya masing-masing. Keperbedaan di dalam kesatuan kerjasama yang indah.
Di dalam satu tubuh Tuhan Yesus Kristus, sebaiknya kita hentikan saling menjelekkan kelebihan kekurangan satu denominasi dengan denominasi lainnya. Perbedaan cara baptisan, bagi yang merasa sempurna menghakimi sebegitu rupa hingga sorga jadi monopoli golongannya saja.
Paulus dalam suratnya mengakui betapa pentingnya kerjasama, dalam 1 Korintus 3:6 (TB): "Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi TUHAN yang memberi pertumbuhan." (JAWA94): "Aku sing nandur, Apolos sing nyiram, nanging Gusti piyambak sing nuwuhaké."
Doa: "BAPA Sorgawi, mohon ampun bila sering secara sadar maupun tidak kami jatuh dalam dosa 'menghakimi', bimbinglah kami ya Roh Kudus agar kami bekerjasama untuk menyenangkan hatiMU amin"
Selamat beraktifitas dengan mengutamakan 'keperbedaan adalah kekuatan', Jesus Christ bless you (sp)
Komentar
Posting Komentar