Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota ; Pst.Hermawan
IRI HATI MERAMPAS KEBAHAGIAAN
“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri membusukkan tulang”
(Amsal 14:30)
Socrates menuliskan tentang iri hati seperti borok yang terbuka di dalam jiwa manusia, artinya dosa ini akan merusak jiwa manusia. Iri hati bukan sekedar menginginkan sesuatu yang orang lain punyai, untuk menjadi milik pribadi. Tetapi jauh lebih dari itu semua, iri hati berasal dari sifat dari sesuatu yang buruk.
Inilah sifat dari dosa iri hati :1. Membandingkan diri dengan orang lain
Orang yang memiliki dosa iri hati selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dan kesimpulan dari perbandingan itu adalah orang lain yang memenangkannya. Dia selalu kurang dan kurang. Kelebihan dan serta keunikan dalam diri orang lain membuat dirinya merasa sedih dan berkata :”Andaikan aku bisa mendapatkan apa yang dia miliki” atau “Andaikan aku seperti dia...maka aku akan lebih bahagia”. Dia membandingkan dirinya dengan orang lain, yang lebih tinggi, lebih rendah dan sejajar dengan dia. Namun, dia selalu melihat dirinya tidak sebanding. Dia melihat yang dimiliki orang lain lebih menarik.
2. Memandang milik sendiri tidak bernilai
Efek dari dosa ini adalah membuat apa yang dimiliki lebih rendah nilainya daripada milik orang lain. Dia berpikir bahwa dirinya kurang dan kekurangannya itu hanya dapat dipenuhi oleh sesuatu dari orang lain. Penilaian terhadap dirinya sendiri selalu kurang, tetapi standar dirinya hanya dapat dipenuhi oleh orang lain. Walaupun pada kenyataannya, dosa ini membuatnya merasa terus kurang, sehingga dia iri hati kepada setiap orang yang dijumpainya. Dosa ini membuatnya tidak pernah melihat dirinya unik dan bernilai dibanding dengan orang lain.
3. Tidak bisa menerima dirinya sendiri
Kemampuan penerimaan diri dari orang yang memiliki dosa ini sangat rendah. Dia menyangkali bahwa dirinya bernilai. Dengan demikian dia sebenarnya sedang menolak dirinya sendiri dengan dia selalu terobsesi dengan milik orang lain. Ketidakpuasannya merupakan penolakan diri yang paling dalam. Dosa iri hati sudah membutakan dirinya sehingga dia tidak mampu melihat kelebihan dirinya.
Iri hati selalu membuat komunitas sosial menjadi lingkungan yang tidak bisa dipercaya atau tidak aman karena setiap orang saling mengincar dan bersaing untuk merampas satu dengan yang lain. Dosa ini merupakan sebuah kebalikan dari dosa sombong karena jika dosa sombong merasa diri lebih baik dari orang lain, maka dosa iri hati adalah dosa yang membuat diri selalu kurang jika tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain. Tingkat kecemburuan terhadap orang lain sangat tinggi.
“Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri membusukkan tulang”
(Amsal 14:30)
Socrates menuliskan tentang iri hati seperti borok yang terbuka di dalam jiwa manusia, artinya dosa ini akan merusak jiwa manusia. Iri hati bukan sekedar menginginkan sesuatu yang orang lain punyai, untuk menjadi milik pribadi. Tetapi jauh lebih dari itu semua, iri hati berasal dari sifat dari sesuatu yang buruk.
Inilah sifat dari dosa iri hati :1. Membandingkan diri dengan orang lain
Orang yang memiliki dosa iri hati selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dan kesimpulan dari perbandingan itu adalah orang lain yang memenangkannya. Dia selalu kurang dan kurang. Kelebihan dan serta keunikan dalam diri orang lain membuat dirinya merasa sedih dan berkata :”Andaikan aku bisa mendapatkan apa yang dia miliki” atau “Andaikan aku seperti dia...maka aku akan lebih bahagia”. Dia membandingkan dirinya dengan orang lain, yang lebih tinggi, lebih rendah dan sejajar dengan dia. Namun, dia selalu melihat dirinya tidak sebanding. Dia melihat yang dimiliki orang lain lebih menarik.
2. Memandang milik sendiri tidak bernilai
Efek dari dosa ini adalah membuat apa yang dimiliki lebih rendah nilainya daripada milik orang lain. Dia berpikir bahwa dirinya kurang dan kekurangannya itu hanya dapat dipenuhi oleh sesuatu dari orang lain. Penilaian terhadap dirinya sendiri selalu kurang, tetapi standar dirinya hanya dapat dipenuhi oleh orang lain. Walaupun pada kenyataannya, dosa ini membuatnya merasa terus kurang, sehingga dia iri hati kepada setiap orang yang dijumpainya. Dosa ini membuatnya tidak pernah melihat dirinya unik dan bernilai dibanding dengan orang lain.
3. Tidak bisa menerima dirinya sendiri
Kemampuan penerimaan diri dari orang yang memiliki dosa ini sangat rendah. Dia menyangkali bahwa dirinya bernilai. Dengan demikian dia sebenarnya sedang menolak dirinya sendiri dengan dia selalu terobsesi dengan milik orang lain. Ketidakpuasannya merupakan penolakan diri yang paling dalam. Dosa iri hati sudah membutakan dirinya sehingga dia tidak mampu melihat kelebihan dirinya.
Iri hati selalu membuat komunitas sosial menjadi lingkungan yang tidak bisa dipercaya atau tidak aman karena setiap orang saling mengincar dan bersaing untuk merampas satu dengan yang lain. Dosa ini merupakan sebuah kebalikan dari dosa sombong karena jika dosa sombong merasa diri lebih baik dari orang lain, maka dosa iri hati adalah dosa yang membuat diri selalu kurang jika tidak memiliki apa yang dimiliki orang lain. Tingkat kecemburuan terhadap orang lain sangat tinggi.
Komentar
Posting Komentar