perenungan pribadi Slamet Priyanto



                "Jembatan"


     Presiden NKRI ke-7, bapak Jokowi pada hari Selasa, 16-8-2016 menyampaikan pidato kenegaraan '71 tahun Republik Indonesia' di depan sidang DPR dan DPD. Ada catatan kecil saya tentang pidato beliau, lantas saya ambil manfaatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

     Bagian pertama beliau katakan bahwa kemerdekaan yang kita raih adalah 'jembatan' untuk memakmurkan rakyat, menegakkan keadilan, membuat seluruh rakyat Indonesia meraih kemajuan bersama'. Untuk mencapai semua itu, kita harus membangun. Bangunlah jiwanya! Bangunlah badannya! Dari Sabang sampai Merauke harus kita bangun. Dari Miangas hingga Rote. Indonesia harus menjadi bangsa yang maju, bangsa yang berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

     Fokus pertama ialah pada perubahan paradigma, dari konsumtif ke produktif, dari jawa sentris ke Indonesia sentris, regulasi dan birokrasi diperbaiki seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi. Dalan hal ini diperlukan pembangunan infrastuktur di seluruh pelosok tanah air untuk memperkuat koneksivitas nasional.

     Cuma sampai di situ catatan kecil saya, lainnya menjadi bacaan dan perenungan sambil berkegiatan apa saja. Dua tahun pemerintahan beliau, khusus di bidang infra struktur, lebih khusus kepada sarana jalan, lebaran yang baru lalu saya menikmati tol dan non tol, Semarang-Jakarta-Cikarang-Semarang, telah banyak jalan halus mulus, perjalanan jadi lancar, mobil tidak rusak karena kualitas jalan tidak memadai.

     Menyimak program dan bukti-bukti bukan cuma janji, membutuhkan dukungan riil kita sebagai warga NKRI. Pemerintah tidak sendiri dan tidak bisa sendiri. Kerjasama sinergis yang seluas-luasnya amat dibutuhkan agar cita-cita proklamasi tercapai yaitu masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila.

     Firman Tuhan Yesus Kristus berkaitan dengan dukungan kepada Pemerintah yang ada yakni Roma 13:3 (TB): "Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah v kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya." (JAWA94)  Sebab wong sing nindakaké kabecikan ora prelu wedi karo penggedhé, kejaba yèn wong mau nglakoni piala. Apa kowé kepéngin urip tanpa wedi marang wong sing nyekel pangwasa? Yèn mengkono, padha nindakna apa sing becik, supaya kowé padha olèh pengalemé."

     Doa: "BAPA Sorgawi, tujuh puluh satu tahun telah Engkau anugerahkan dalam usia negeri kami, Kau anugerahkan juga kesatupaduan sinergi secara internal dan eksternal seluruh komponen negeri ini jadi jembatan menuju Indonesia yang harmonis, amin".

     Selamat memasuki hari ini dengan semangat bersinergi, Jesus Christ bless you (sp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiriman Dari Sahabat Terang Bagi Kota: A.Wirahana.Spdk.Mth

Kriman Sahabat Terang Bagi Kota